Menurut (Lair, Sullivan & Cheney, 2005:35), Personal branding adalah suatu proses pembentukan persepsi masyarakat terhadap diri seseorang yang dipandang sebagai merek atau brand oleh target market. Dengan kata lain, proses membentuk persepsi masyarakat akan diri seseorang yang meliputi kepribadiannya, kemampuan, dan aspek lainnya yang menciptakan persepsi positif di benak masyarakat serta dapat digunakan sebagai alat pemasaran (McNally & Speak, 2002).
Semasa bekerja dan mulai tampil di social media (Facebook 2008 dan Instagram 2012), sejak awal saya memposisikan diri sebagai penyuka jalan jalan dan juga explore apapun. Isi feed timeline pun kebanyakan foto saya di sebuah tempat baik itu icon dari daerah tersebut atau sesimpel foto di jalanan random aja gitu. Saya juga kerap kali membagikan hal hal unik yang saya temukan di sebuah tempat baru dan posting di akun social media saya. Alhamdulillah, 85% dari cap di paspor saya difasilitasi oleh perusahaan, selebihnya budget pribadi tentunya.

Sejak saat itu, orang orang mempersepsikan saya jalan jalan ke luar negeri terus dan dianggapnya duitnya gak berseri. Padahal ke luar negerinya palingan hanya setahun 1x, itu pun karena kerja. Paling bagus pernah ke luar negeri itu 1 tahun 5x dan itu pun 3xnya kerja dan 2x nya emang udah planning dan nabung jauh jauh hari.
Dibandingkan dengan travel blogger atau travel writer lainnya, jumlah negara dan kota yang pernah saya kunjungi masih cupu, belum sampai 20. Tapi karena konsisten setiap tahun ada aja perginya, persepsinya jadi saya si paling luar negeri aja udah gitu.

Menurut Raditya Dika di postingannya yang ini , Personal Branding adalah efek dari tindakan yang dilakukan secara konsisten dan itulah yang menempel di benak orang, persepsi tentang kamu.

Melihat dari chat di atas, apakah ini berarti personal branding yang saya lakukan secara konsisten selama ini berhasil?