Perjalanan yang meluaskan pandangan

Kacamata hejo yg gue pake selama trip ke Agra – Kashmir – Delhi akhir Agustus 2022 lalu mendapat banyak perhatian. Entah karena produknya yg bagus atau guenya yg kepedean pake itu 🤪. Secara masih summer dan matahari deket banget ama mata, ya gue pakelah kemana mana.

Kedepannya, kacamata ini jadi sebuah simbol buat gue, betapa banyak pelajaran hidup yg bisa diambil dari sebuah perjalanan. Semuanya dimulai dari niat, sudut pandang, frame, pikiran dan dari output apa yg ingin dihasilkan.

Satu hal yg jadi pegangan, “Fokus pada hal yg bisa kamu kendalikan” itu works banget di semua aspek kehidupan gue termasuk saat trip kemarin. Karena dengan itu, gue jadi mudah utk manage expectation dan ngeset standar untuk diri sendiri supaya gak terlalu banyak overthinking 🤪.

Kita tau kan ya kalo kita gak bisa menyenangkan semua orang dan kita juga gak bisa kendalikan pikiran orang. Nah, biar soft skill lo terasah terutama yg punya role sebagai leader, gue saranin utk pergi traveling secara group (bisa small atau medium aja jumlahnya dan bisa mulai dari keluarga sendiri) dan lihat perubahan apa yg terjadi di dalam cara pandang lo terhadap sesuatu. Thank me later.

Reposted Instagram @dailydewi

Perkara Logat Bahasa Inggris

at some park in Srinagar, Kashmir

Memperkenalkan produk sendiri ke berbagai suku bangsa dan beragam dialek bahasa bukan perkara gampang, yang penting percaya diri. Jangan takut sama bahasa Inggris lo yg kental logat Sundanya atau malahan medok Jawa. Orang Jepang, China, Italia, Meksiko, Timur Tengah, Perancis, Jerman, Afrika, Thailand, Taiwan, Brazil, Chile dan lain lain juga pake logat masing masing negaranya kok. Jadi kita setara! .

Beberapa kali naik taksi online, supirnya malahan penasaran, “Kalian pada belajar bahasa Inggris di mana dan kapan sih? Kok pada fasih?” Mereka sangat apresiasi orang asing yg bisa bahasa Inggris. Orang lokal juga bilang, “Kami kadang aneh sama bangsa kami sendiri, ngapain sih ngeributin logat negara bagian mana yang paling ‘keren’? Trus malah saling ejek satu sama lain. Padahal seluruh dunia punya logat masing masing.”

Pengalaman gue sih, practice make perfect. So, kalo ada yang lagi belajar ngomong pake bahasa Inggris, gak usah lah di bully, ntar mereka malahan gak pernah berani buat ngomong. Terkadang itu lho yg menghambat orang lain maju. Orang bule itu suka ngasih tau kita salah pengucapan, “You mean this… right?” Untuk kata yang salah. Kita sama sama belajar aja memperkaya kosakata, supaya Indonesia bisa bersaing dengan negara lain di dunia. Itu kan goals utamanya 😉

repost dari postingan instagram @dailydewi

Singapura, U2, Itinerary 21 Jam dan 2 Hal Esensial

Yeaaaa, sebutlah saya sobat misqueen dan pelit. Ke Singapura PP weekend kemaren cuman buat nonton konser U2 yang kata para julidawati isinya aki aki semua. Hih, bukan aki aki itu mah, Sugar Daddy meureun :)). Yaaaa, kalo kalian semua udah jadi die hard fans-nya sebuah grup musik, penyanyi dan atau klub sepakbola pastinya bakalan paham lah apa yang saya lakukan ini. Bela belain nonton walaupun stage-nya nun jauh di sana dan saya cuman setitik aja diantara 50 ribu orang yang nonton U2 hari itu.

tim nonton U2 The Joshua Tree Tour hari Sabtu, 30 November 2019
Antrian merchandise official U2 yang mengular panjang kali lebar

Bono, Larry Mullen Jr, The Edge dan Adam Clayton sukses mengguncang National Stadium of Singapore hari itu. Gemeteran ini mah ngeliat Bang Bono walau hanya dari giant screen aja. Pertunjukan kelas dunia mereka sajikan untuk memuaskan dahaga para warga negara Asia Tenggara yang haus akan konser band dengan kasta paling tinggi di dunia musik. Yaaa gimana gak kasta paling tinggi, udah dapet 22 piala Grammy dan belum ada yang bisa nyamain mereka. Kudos.

Hello there, Bang Bono (photo credit : Bob Adrian)

Sudahlah, kalo ngomongin U2 bakalan susah di stop, haha. Mending kita ganti topik ke hal lain. Seperti yang udah saya post sebagai teaser di IG stories beberapa waktu lalu, saya kepengen cerita soal 2 hal esensial yang pegang peranan penting saat trip kemarin. Saya bisa sebut esensial, setelah melalui proses panjang persiapan itinerary yang sebetulnya hanya akan menghabiskan waktu 21 jam saja. Justru karena hanya 21 jam itu maka saya harus lebih efektif dan efisien dalam memanfaatkan setiap waktunya. Ini perlu dicamkan dalam hati para traveler kayak saya sebelum menentukan itinerary :

  1. Tentukan goals. Goals saya : nonton U2
  2. Susun prioritas. Prioritas saya : Hemat + singkat

Ok, this is what i do when puzzling my 21 hrs itinerary with that 2 points.

  1. Terpenting dari semuanya, lo nonton konser venue-nya dimana, tanggal berapa dan jam berapa harus udah ada di venue? Ini WAJIB masuk daftar paling pertama karena akan nyambung kemana mana nantinya. Saya sudah menentukan bahwa akan nonton yang tanggal 30 November dan konser dimulai jam 8 malam tapi kita sebaiknya sudah ada di venue maksimal 2 jam sebelumnya.
  2. Sebagai sobat misqueen yang udah janji sama diri sendiri gak akan ribet dan bakalan banyak menghemat, maka lo harus cari tau, kapan jadwal MRT paling terakhir yang meninggalkan Stadium? Ini penting karena saya ogah bayar taksi. Duitnya mending buat yang laen.
  3. Iyak, saking mau menghematnya, saya sampe merencanakan untuk tidur di bandara aja. Hal apa yang perlu dicari tau dengan rencana ini? Baggage storage, lounge gratis dan shower room gratis. Sila cek di website Changi Airport yang infonya super duper lengkap.
  4. Apa aja yang harus dibawa dengan keadaan seperti di atas?

Ini yang saya lakukan untuk menjawab keempat pertanyaan tersebut :

Goals 1, nonton U2. Beli tiketnya dengan kelas paling terjangkau. Kebetulan temen ada yang jual, yaudah dibeli aja.

Goals 2, Hemat dan singkat.

  1. Beli tiket pesawat yang flightnya dari Bandung. Alhamdulillah ada yang berangkat pukul 12.35 dan sampe SIN 15.30. Aman. Ini menghemat biaya travel dan waktu perjalanan Bandung – Jakarta yang kadang macetnya gak penting.
  2. Memutuskan untuk tidak booking hotel dan menginap di bandara saja tapi tetep bawa baju ganti karena udah pasti keringetan parah pas nonton konser. Things to do :
    1. Beli tiket pulang pagi yang murah supaya gak terlalu lama diem di bandara. Saya beli yang flightnya 8.15 pagi. Emang bukan first flight sih, tapi ini yang paling murah.
    2. Cari baggage storage di terminal keberangkatan pulang ke Jakarta untuk titipin ransel isi baju dan peralatan mandi, karena gak boleh bawa tas gede ke tempat konser. Harga titip untuk ransel 10 SGD
    3. Cari lounge untuk nginep beberapa jam saja. Berbayar ada, gratisan ada, tinggal pilih aja. Tentunya saya pilih yang gratisan. Cari shower room. Gak ada yang gratis ternyata, harus bayar 16 SGD tapi dapet amenities lengkap.
  3. Makan cari yang kenyang dan terjangkau. Saya sih menyerahkannya kepada fastfood saja. Minum? Isi ulang tap water, trus minum aja ampe kembung.
  4. Memutuskan untuk pake MRT ke mana mana karena pertimbangan hemat, waktu dan jarak. Pahlawan untuk poin ini adalah paywave visa card dari bank lokal Indonesia yang sumpah beneran praktis banget. Tap tap tap, kelar. Biar hemat waktu, saya browsing dulu pake kereta apa turun dimana dan sambung apalagi. Total ongkos MRTnya 40K aja. MRT terakhir adalah pukul 23.30. So, saya harus segera cabut dari Stadium setelah konser U2 berakhir supaya bisa kejar MRT. Alhamdulillah konser selesai 22.30 jadi semua bisa sesuai dengan rencana.
Ongkos MRT PP Changi – Stadium pake Visa Paywave

Sekarang mari kita bahas 2 hal esensial yang saya sebutkan di judul. Apaan tuh? Bukan iklan ya, ini murni pengalaman pribadi. Aselik kebantu banget. Silakan bawa ini ke Singapura and you’re welcome.

  1. Foldable cup, bisa dibeli di online atau cafe. Saya waktu itu belinya di sebuah cafe di Jakarta.
  2. Debit card paywave. Gak harus dari bank yang sama dengan saya, tapi saat ini yang sudah bisa memang baru bank itu.

Mau tau gimana ceritanya? Videonya bisa lihat di sini ya. Males nonton videonya? Baca sampe habis kalo gitu 😀

Kenapa foldable cup?

Kalian tau kan di Singapura panasnya udah gak jauh sama Jakarta? Artinya lo harus minum lebih banyak lagi biar gak overheat dan juga dehidrasi. Sebelnya, harga air mineral di Singapura lebih mahal dari minuman lain. Inget goals saya yang ingin tetap hemat kan. Alhamdulillah ada banyak water station tap water tersebar di hampir semua tempat di Singapura, maka, bawalah tempat minum supaya isi ulang dimana aja gampang. Tapi, tempat minum kayak gimana? Secara ke tempat konser lo gak boleh bawa botol kosong? Solusinya ya foldable cup seperti yang saya bawa ini. Foldable cup ini gak makan tempat dan diperbolehkan dibawa masuk ke dalam tempat konser. Di tempat konser, minuman botol yang lo beli, harus dibuang tutupnya. Kalo lo belum mau ngabisin, ya simpen aja di foldable cup ini. Kapasitasnya 355 mL sih yang punya saya ini. Cukup lah untuk 5-7x teguk.

Kenapa Paywave card?

Cerita soal paywave card udah saya share di atas ya. Hihi. Oiya, saya nuker duit 50SGD masih nyisa 30an. Kepakenya cuman buat bayar baggage storage dan makan aja. Mantul, kan? :))

There you go! Mungkin ini judul blog paling panjang diantara sekian banyak yang pernah saya tulis. Saking semangatnya, saya nulis ini dimanapun saya bisa nongkrong buka laptop. Haha. So, here it is! pengalaman yang singkat, hemat tapi tetap padat dan menyenangkan karena U2 mylaaaafff. Nextnya jalan jalan kemana nih?

PS : Stay hidrate ya gaes. Semoga bermanfaat!

Jalan Jalan ke-2 Negara Cuman 7 juta!

Terima kasih pada kamu yang sudah berpartisipasi di Instagram stories saya untuk ikut kasih pertanyaan dan komen. Sesuai janji, saya akan jadikan itu semua sebagai bahan tulisan. Saya juga udah pernah bikin thread topik ini di twitter @dailydewi. Jadi kalo ada yang kelupaan, bisa cek twitter saya juga ya untuk melengkapi tulisan ini.

Tulisan ini pembuka dari 2 tulisan yang harapannya bisa menginspirasi kamu untuk jalan jalan juga. Kedua negara yang dimaksud pada tulisan ini adalah Jepang dan Filipina. Sebetulnya saya udah panjang lebar nulis, trus pas di refresh lupa ngesave dan akhirnya hilang. HUFTH. Baiklah saya akan menulis dengan gaya berbeda yang mungkin lebih enak dibaca. Enjoy!

Dari sekian respons, ada 2 orang yang bertanya mengenai beli tiketnya di mana? Gimana caranya biar bisa dapet tiket murah? Setiap orang punya referensi, kalo saya sih pake tips ini :

  • Tentukan kapan kamu akan berangkat dan kemana. Ini akan mempermudah screening pencarian tiket. Pilih waktu yang low season dan weekdays kalo mau aman.
  • Siapin duitnya. Tiket murah itu berlaku 2 aturan, waktu yang terbatas, jumlah yang terbatas. Artinya, siapa cepat dia dapat. Kalo udah punya ancer ancer waktu dan uangnya, langsung aja beli gak pake lama.
  • Jangan lupa cek paspor. Kalo beli tiket aja sih pake paspor kadaluarsa bisa, tapi ketika berangkat itu gak bisa. Pastikan masa berlaku paspor minimal 6 bulan dari tanggal kepulangan kamu kembali ke Indonesia. Kalo kurang? ya perpanjang dulu dong. Caranya? Baca tulisan saya di sini.
  • Rajin ngecek situs penjualan tiket dan jalan jalan ke travel fair. Saran saya sih, beli tiket sama hotel dipisahin aja, gak usah paketan dari travel kalo memang resource terbatas.

Pertanyaan berikutnya, abis berapa duit? Kok bisa? Ini rincian budget saya jalan jalan ke Kyoto – Nara – Osaka – Manila

  • Tiket pesawat 2,3 juta pake LCC airline tanpa bagasi. Kalo butuh bagasi tinggal beli aja, harganya 400K per 20Kg sekali jalan. Sharing aja sama temen biar itungannya lebih murah.
  • Hotel 6 malam cari yang @500K untuk 2 orang, jadi per orang per malam 250K. Hotel budget di Jepang kecil tempat tidurnya, hanya cukup maksimal untuk 2 orang saja. Hotel yang saya pakai Kyoto Crystal I di Kyoto dan APA Hotel Shinsaibashi di Osaka
  • Tiket Universal Studio 1jt-an (bisa dibeli di situs travel lokal Indonesia atau situs lainnya)
  • Sisanya untuk transport antar kota, lokal serta makan dan penitipan koper.

Lalu gimana caranya biar sisanya cukup untuk transport?

  • Moda transportasi yang paling umum digunakan di Jepang adalah bus dan kereta. Dalam 1 central station ada banyak jenis kereta, mulai dari subway, JR, local, shinkansen, limited express, private line dll. Pastikan ikuti petunjuk dengan benar ya.
  • Ada 2 pilihan beli tiket, paket atau ngecer. Paket itu bisa one day pass atau two day pass, tergantung kebutuhan. Saran saya sih, kalo kamu berniat naik turun kereta/bis lebih dari 4x sehari, mending beli paketan misalkan one day pass (namun hanya berlaku untuk bis dan subway saja). Tapi kalo cuman sekali naek dan sekali turun aja, mending beli ngecer. Biaya sekali stop +/- 180 yen utk kereta sementara bus 230 yen (tapi di Nara, ada bus pariwisata yang sekali naik cuman 100 yen aja, bebas mau turun di mana). Kami pakai keduanya, di-mix antara oneday pass dan ngecer.
  • Beberapa tujuan wisata memerlukan moda transportasi yang berbeda untuk mencapainya. Supaya waktu kamu lebih efisien, ada 1 kartu yang bisa di tap di semua moda yaitu ICOCA. Harga sama, cuman lebih praktis aja dan pas pulang ke Indonesia nanti kartunya bisa direfund. Jangan lupa isi ulang ya.
  • Kalo di Manila, kami pakai taksi online dan sharing ongkos berempat. Lebih nyaman untuk jalan jalan. Kepengen pake jeepney tapi apa daya gak tahan sama macet dan panasnya Manila. 😀

Lalu harus makan apa biar hemat tapi tetep kenyang?

  • Rajin ke convinience store. Beli onigiri atau vegan rice yang halal friendly. Harga lebih murah, bisa sharing kalo porsinya dirasa terlalu besar.
  • Beli pisang dan yoghurt, kombinasikan dengan kacang kacangan biar gak bosen.
  • Makan di pasar. Seafoodnya fresh dan enaaaakkk dan harga bersahabat.
  • Bekel tempat minum. Isi ulang di setiap water station. Selain menghemat, kamu pun terhindar dari dehidrasi.

Menentukan itinerary

Ini sih gak terlalu sulit. Tentukan 3 tujuan utama, selebihnya silakan ikuti kata hati. Traveling yang terlalu terencana bisa jadi kurang menantang dan jadi bosan. Tapi gak punya rencana juga jangan sih, minimal ada 3 tujuan besar lah yang kalian sudah tentukan. Kami waktu itu menentukan berapa lama di Kyoto dan berapa lama di Osaka saja untuk booking hotel baru setelah itu menentukan bahwa kami harus ke Universal Studios Japan. Jangan lupa cek perkiraan cuaca ya, karena itu penting buat kenyamanan jalan jalan kita. Selebihnya? Go with the flow!

Tulisan berikutnya saya akan share tempat tempat yang sudah kami kunjungi dan beberapa tipsnya. Gimana? Udah keracunan belum? 😀