Tag Archives: business lifecycle

Fokus Karyawan di Setiap Fase Business Lifecycle

Saya setuju dengan tulisan di Linkedin ini. Kenapa? Karena setelah lama refleksi ke belakang, ke beberapa tahun silam, terbaca bahwa setiap masa ada orangnya, setiap orang ada masanya. Bahasanya mantan bos pada saat itu, “Ada orang yang cemerlang di fase 0 – 1, ada yang di fase 1 – 100, 100 – 1000 dan seterusnya. Si cemerlang di fase 0 – 1 belum tentu bisa berperan dengan baik di fase berikutnya, begitu pun sebaliknya.”

Melihat track record saya ke belakang, rupanya saya terlihat baik baik saja dan cenderung bisa menunjukkan versi terbaik dalam diri saya di fase start up stage sampai ke growth stage. Fase fase ini membutuhkan orang yang mau susah payah membangun sistem dan super agile. Situasi yang berubah serba cepat dengan segala ketidakpastian dan cenderung babat alas supaya menemukan ritme kerja yang sesuai namun tetap dapat memenuhi ekspektasi akan ditemui di fase ini. Dan, setelah saya lihat lagi CV yang baru saja diperbarui, kok ya cocok.

Menurut tulisan di Linkedin yang saya temui hari ini, ada beberapa stage dalam pertumbuhan perusahaan. Kelima stage tersebut adalah :

  1. Startup Stage.
    Fokusnya pada agility dan product market fit.
  2. Growth Stage.
    Fokus membangun sistem dan scaling.
  3. Mature Stage.
    Fokusnya efisiensi dan stabilitas.
  4. Decline / Turnaround Stage.
    Fokusnya pemulihan bisnis.
  5. Transformation Stage.
    Fokus pada reinvention dan adaptasi.
Diagram Business LIfecycle

Stage dari setiap perusahaan tentunya butuh waktu yang berbeda beda. Mungkin ada yg fase start up nya di bawah 3 tahun atau bahkan butuh waktu lebih lama, begitupula dengan fase di stage lainnya. Setiap stage setiap fase ini, butuh pemimpin yang bisa membawa perusahaan ke arah yang tepat sesuai dengan fokusnya. Belum tentu yang cemerlang di stage nomor 1 bisa mempertahankan kecemerlangannya di stage 4. Dan bukan karena pemimpin itu tidak berkualitas, tapi bisa jadi karena memang secara strategic kurang cocok dengan stagenya.

Kok saya jadi berpikir, untuk para pencari kerja sebaiknya mencari tahu juga perusahaan yang akan dilamar itu sedang berada di stage mana dan apakah kamu siap– dalam artian punya bekal skill dan ilmu yang cukup untuk bertahan di stage tersebut? Bisa jadi adanya kesenjangan yang cukup lebar antara ketersediaan lapangan kerja dengan stage perusahaannya saat ini sedang tidak sinkron. Ekspektasi keduanya harus dikalibrasi.