Perjalanan Singkat 4 hari 3 Malam Ke Labuan Bajo

Prolog

Gemini adalah zodiak paling impulsif diantara yang lainnya, menurut sebuah artikel yang saya temukan di Google. Dan iya, saya sebagai orang Gemini merasakan hal itu. Termasuk saat memutuskan untuk membeli tiket (sekitar 6 minggu sebelum hari H saat Garuda Indonesia Travel Fair) dan berangkat ke Labuan Bajo kemarin itu (sekitar 4 hari sebelum hari H). Kebanyakan mikir will get you nothing. Perencanaan penting sih, tapi ya gak harus jelimet sampe details juga. Kadang, improve go show aja di lapangan justru akan lebih seru dan lebih memorable. Setidaknya buat saya si Gemini tulen. Dan dari persiapan sampai packing, saya cuman punya waktu efektif 2 hari. Gila ya. Haha.

Tentunya saya banyak browsing dulu sebelum berangkat, karena sesungguhnya saya belum tau di Labuan Bajo itu bisa ngapain aja dalam waktu 4 hari 3 malam. Selain browsing, saya juga tanya temen temen yang sudah pernah ke sana. Seorang teman pernah bilang, jangan takut, di area sekitaran pelabuhan banyak penyedia jasa tour ke Taman Nasional Komodo dan sekitarnya yang bisa dipilih sesuai dengan keinginan. Rangkuman dari rekomendasi mereka adalah :

  • One day tour (ini paling masuk akal)
  • 3d2n tour (ini mepet banget dan kayaknya gak mungkin)
  • lebih dari 5 hari tour sekaligus living on board (ini gak mungkin banget karena waktu saya gak cukup)

Otak saya tetiba ribet aja gitu mikirin pilihannya mau yang mana. Kalo pilih one day tour, terus abis itu kemana lagi? Overland gak mungkin, palingan sewa motor untuk keliling keliling. Sewa motor males soalnya menjelang sore langit mendung dan ramalan cuaca bilang diperkirakan akan turun hujan. Yaudah liat nanti kali ya. Capek mikir dan menimbang nimbang, saya tidur aja deh. :))

Di Hari H, saya kecepetan tiba di bandara Soekarno Hatta terminal 3, tapi memang sudah diprediksi karena saya ingin liburan kali ini santai banget walau short trip aja. Saya baru memutuskan untuk kontak sebuah travel agent atas rekomendasi sebuah blog yg pernah go show one day tour di bandara saat hari keberangkatan. Saat itu saya booked untuk one day tour aja, abis itu entah deh gimana nanti. Mba yang jawab chat saya bilang gini, “Mba, gak pengen 2 days 1 night aja? Udah ada 7 orang yang booking jadi bisa barengan.” Lalu mbanya kasih itinerary untuk 2d1n. Hey, kok saya gak kepikiran ya nginep semalem di kapal? Kayaknya bakal seru nih! Hasil browsing sana sini gak ada tuh yang menyarankan 2d1n. Saya jawab, “Nanti dikabarin deh, saya masih mikir enaknya gimana.”

Gaes, segala keputusan diambil memang harus berdasarkan tujuan dan hal apa yang ingin dicapai kan ya. Nah, mari kembali ke konteks bahwa tujuan keberangkatan saya ini adalah ingin explore sebanyak-banyaknya dan dapat foto sebagus-bagusnya dalam waktu singkat. Oke, maka tawaran 2d1n sepertinya lebih masuk akal. Menjelang boarding, saya langsung mantap bilang, “Mba, saya ambil paket 2d1n deh!” Dibalas mbanya, “Oke, nanti dapet fasilitas antar jemput dari dan ke bandara ya!” Alhamdulillah kagak harus pake mikir lagi sampe sana dan di dalam pesawat saya bisa tidur nyenyak. :))

So, inilah yang akan menjadi itinerary saya dalam trip singkat ini :

  • Day 1  10.50 – 14.20 Jakarta – Labuan Bajo
  • Day 2 Full Day Tour (Taman Nasional Komodo; Pulau Rinca, Pulau Komodo, Pink beach)
  • Day 3 Full Day Tour (Pulau Padar, Manta Point, Pulau Kanawa)
  • Day 4 15.10 – 16.20 Labuan Bajo – Jakarta

Transportasi

Menuju Labuan Bajo dari Jakarta, pesawat yang digunakan adalah jenis CRJ 1000 seatnya 2-2. Waktu tempuhnya sekitar 2 jam 10 menit. Saya gak foto foto saat boarding dan landing karena ribet ngeluarin kamera dan hape saat itu. Kayak gini kurang lebih penampakannya.

Garuda Indonesia CRJ 1000 (photo courtesy routesonline.com)

Kenapa pake pesawat kecil kayak gini? Karena Bandara Komodo adalah tipe perintis dengan landasan pacu pendek sehingga yang memungkinkan untuk mendarat di sini hanyalah pesawat tipe ramping dan pendek seperti CRJ dan ATR. Sepanjang penglihatan saya tipe CRJ sayapnya di bawah dan tanpa baling baling, sementara tipe ATR sayapnya di atas dan ada baling baling di setiap sayapnya. Lion, Wings dan Batik saya lihat menggunakan tipe ATR.

Boarding Pass & Luggage Tag

Pesawat jenis CRJ 1000 ini gak memperbolehkan kita untuk bawa koper kecil masuk ke kabin pesawat karena memang kompartemen bagasinya kecil. Jadilah koper saya dititip ke petugas yang berdiri di samping pintu bagasi sebelum naik tangga masuk pesawat dan memakai tag warna pink kayak di foto. Koper bisa diambil lagi setelah mendarat nanti tepat di sebelah tangga turun penumpang persis kayak waktu naik tadi.

Kabin pesawat CRJ 1000

Bandara Komodo memang berukuran kecil, namun flightnya banyak! Saya mencatat ada kurang lebih 30 penerbangan sehari dari dan ke Labuan Bajo. Jarak antara bandara ke Kampung Ujung tempat saya menginap dan juga tempat pelabuhan berada kurang lebih 5 – 8 Km. Hanya butuh 5 menit perjalanan, sudah sampai. Transportasi dari bandara ke tempat tujuan bisa menggunakan taksi atau ojek. Para pengemudinya nongkrong di pintu keluar dan menawarkan ke setiap penumpang yang telah selesai mengambil bagasi. Taksinya berupa mobil pribadi karena belum ada operator taksi resmi di sana. Tarifnya saya gak tau, namun menurut beberapa blog, untuk mobil sekitar 50K sedangkan motor sekitar 15K.

Bandara Komodo

 

Infrastruktur

Mengejutkan bagi saya bahwa Labuan Bajo sudah rapi tertata. Jalannya lebar dan bertrotoar dan tuna netra friendly. Bahkan saat ini sedang dibangun pelabuhan baru (untuk menggantikan pelabuhan lama) yang ada pertokoannya. Dilihat dari stiker dan signage yang terpampang di sana, St*rbucks dan Sp*rts Station siap meramaikan Labuan Bajo.

Jalan lebar dan trotoar yang tuna netra friendly

 

Pertokoan di Pelabuhan Labuan Bajo baru

 

Pelabuhan Labuan Bajo saat ini

Telekomunikasi

Provider yang sinyalnya paling kuat dengan internet yang paling kencang adalah si merah. Provider lain ada tapi hanya di titik tertentu saja, tapi secara umum sinyalnya kurang stabil. Saran saya sih, dari awal pakai si merah aja, supaya komunikasi dengan hotel/tour provider berjalan lancar. Tapi jikalau kepepet, di pintu keluar bandara sebelah kiri ada kios yang jual kartu simnya dengan beragam paket. Sinyal si merah ini menjangkau hampir ke semua titik di Taman Nasional Komodo. Jadi, jangan takut gak bisa eksis ya selama di sana.

Penginapan

Kerennya, hampir semua penginapan di Labuan Bajo dapat dipesan dan diakses via apps traveling. Mulai dari tipe hostel, bed & breakfast, bungalow/paviliun sampe konsep villa bintang 5 tersedia di sini. Penginapan yang berada di Jl. Soekarno Hatta menawarkan sunset view, so, kalo kamu gak mau kelewatan sunset setiap harinya, pastikan penginapan yang kamu pilih ada di lokasi yang tepat ya.

Makanan

Aneka resto dengan menu nasional sampai internasional tersebar berjajar di Jl. Soekarno Hatta juga mulai dari Pasar Ikan sampai jalan mentok satu arah habis. Jika ingin menikmati ikan bakar, datanglah ke lapangan di belakang area militer sebrang pelabuhan. Setiap malamnya setelah jam 7, berbagai jenis seafood segar tersedia di sana. Sebelum pulang, tak lupa saya pun mencoba sushi dan sashimi di sebuah resto. Kenapa sushi dan sashimi? Karena ini di pinggir laut, sudah pasti ikannya segar!

Sushi dan refreshment juice, sedotannya dari bambu!

Budget

Udah cerita panjang lebar, pasti kamu penasaran kan saya keluarin budget berapa untuk perjalanan ini? Saya coba rekap ya.

  • Tiket pesawat Garuda Indonesia beli di GATF Rp. 1,895,000,- return
  • Paket tour 2 day 1 night Rp. 1,200,000,- (kemarin saya minta diskon, dikasih)
  • Tiket masuk ke Taman Nasional Komodo 2 x Rp. 50.000,- per orang (kalo wisman Rp.150.000,-)
  • Fee per ranger Rp. 80.000,- untuk maks 4 orang pengunjung per pulau
  • Biaya parkir kapal di Taman Nasional Komodo Rp. 100.000,- dibagi jumlah rombongan
  • Biaya ‘taksi’ kapal kecil menuju Pink Beach Rp. 20.000,- per orang
  • Biaya ‘taksi’ kapal kecil menuju Pulau Padar Rp. 20.000,- per orang
  • Tiket masuk Pulau Kanawa Rp. 15.000,- per orang
  • Penginapan 3 malam Rp. 570,000,- (kipas angin dan kamar mandi di dalam tanpa tv tapi dapet breakfast roti, teh & kopi plus wifi kenceng sepanjang hari)
  • Makan malem di lapangan Rp. 85.000,- (ikan kakap merah bakar 1 ekor, cumi goreng tepung 1/2 porsi, nasi putih, es teh manis, lalapan)
  • Makan sushi, sashimi, refreshing juice Rp. 225.000,-
  • Jajan jajan Rp. 50.000,-

Kalo diitung itung, saya menghabiskan +/- Rp. 5.000.000,- untuk perjalanan ini. Oiya, di sepanjang Kampung Ujung – Jl. Soekarno Hatta kamu akan menemukan banyak ATM Bank BUMN kayak BRI, Mandiri dan BNI, sementara atm bank lain belum ada. Sebaiknya siapkan uang cash sesuai budget karena di resto serta hotel hanya menerima pembayaran secara tunai atau transfer.

Oke, so this post will ended up here. Di post berikutnya saya akan cerita soal trip 2 day 1 night secara lengkap. Kalo punya pertanyaan, please poke me at my twitter account here or my instagram account here !

See you soon, readers!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *