Pengalaman Apply Visa US

Mitosnya, bikin visa US susah. Itu bener, untuk yang persyaratannya kurang lengkap dan kurang meyakinkan. Ditambah lagi record perjalanan kamu ke luar negeri yang agak absurd di mata mereka, akan tambah susah. Pernah ke UK atau Australia pun gak ngejamin akan mudah diapproved visanya. Malah ada seorang beauty youtubers cerita kalo dia juga ditolak permohonan visa USnya padahal dia dibayarin full trip sama salah satu perusahaan kosmetik. Ada juga yang visanya ditolak karena gak meyakinkan akan pulang lagi ke Indonesia. Saya pernah ditolak sekali dan itu cukup bikin bete, soalnya depan mata banget dan dikasih ‘surat cinta’ warna pink, pertanda bahwa permohonan visa ditolak. Hiks.

Pembuatan visa US memang masih mengharuskan pemohon datang ke kedutaannya. Beda sama UK, Canada, beberapa negara Eropa dan Asia lain yang sudah menggunakan jasa agen walaupun prosedurnya kurang lebih sama.

Bulan November 2017 lalu, mitra perusahaan tempat saya kerja rame rame bikin visa untuk trip ke US. Saya gak mau menyianyiakan kesempatan ini, mau ikutan bikin! Pengalaman sebelumnya saat apply visa UK, grup lebih ‘mudah’ dapatnya dibandingkan dengan perorangan. Apalagi purposenya untuk holiday dan dibayarin kantor, semakin menguatkan alasan agar tidak ditolak (finger crossed). Trus, gimana nih tahapannya?

Diawali dengan buka situs persyaratan visa US ini, trus ikutin aja tahapannya. Inget ya, data yang kamu masukin di sini harus konsisten dengan jawaban kamu pas diverifikasi sama interviewernya. Saya waktu itu dibantuin sama agen untuk pengisian form sampai dapat email notifikasi bahwa pendaftaran berhasil dan dapat jadwal interview. Setelah itu, saya harus berjuang sendiri. 

  • Sebelum jam 7 pagi, kamu harus sudah siap ngantri di depan US Embassy dengan membawa serta email konfirmasi interview berisi barcode yang sudah di print out, foto 5×5 color dengan latar belakang putih dan persyaratan lainnya jika diminta dibuktikan oleh interviewer nanti. Semua alat elektronik dan komunikasi sudah harus dalam posisi OFF di sini untuk alasan keamanan.
  • Per 10 orang kita akan diminta masuk melewati metal detector. Alat elektronik dan komunikasi harus dititip di security sini. Selebihnya, boleh dibawa masuk kecuali air mineral dan makanan. Pastikan udah sarapan ya biar gak semaput. Hehe.
  • Kita akan diarahkan menuju tempat verifikasi awal bahwa kita sudah terjadwal akan interview hari itu. Setelah print out barcode di cek sesuai, kita akan mendapatkan 2 lembar nomor antrian yang sama dan akan dipanggil ke loket. Di loket itu, kita diminta menyerahkan 1 copy nomor dan juga finger print pertama. Paspor kita akan diambil petugas utk diserahkan ke interviewer. Petugas akan mempersilakan kita duduk kembali hingga ada panggilan berikutnya. Oya, di sini ada yang jual minuman dan  makanan, so, kamu jangan takut kelaparan dan kehausan kalo belum sempat sarapan.
  • Pemohon dipanggil kembali per 5 nomor untuk masuk ke ruang interviewer. Tahun 2015 saat saya ditolak pertama kali, sambil menunggu proses interview kita diminta untuk finger print kedua, tapi kali ini tidak ada tahap itu. Rupanya, finger print kedua berlangsung di loket interview.
  • Nomor antrian kita akan dipanggil untuk langsung menuju loket interview. Loketnya ada 4 dan Petugasnya orang US asli, yang jika beruntung dia sedikit bisa berbahasa Indonesia. Di sini semua data kita akan diverifikasi dan juga akan ditanya hal standar, “Ngapain ke US?” kalo lo bisa jawab dengan tenang, percaya diri dan dilengkapi dengan bukti bukti meyakinkan, inshaallah amaan. Kalo visa lo approve akan dapet kertas putih, jika gak approve maka dapat kertas pink, kalo kurang persyaratan maka akan dapat kertas warna lain (saya lupa, biru apa kuning ya?).

Alhamdulillah, saya dapet kertas putih yang artinya visa saya approved! Tapi sebelumnya, interviewer kayak yang gak yakin gitu sama saya. Dia bolak balik baca catatan traveling saya ke luar negeri sampe bermenit menit. Dia tanya, “Ngapain kamu ke UK sampe 2 kali? Ngapain ke Australia? Ngapain ke Hongkong?” Saya jawab dengan sejujurnya dan setulusnya. Trus dia konsultasi gitu sama temen sebelahnya, “Nih orang dikasih visa gak ya? Saya agak ragu gitu liat catatannya.” Temennya yang luar biasa baik itu (ehm) bilang gini, “Menurut saya sih kamu kasih aja, it’s OK kok..” dan kemudian dia ngangguk, “Oh, ok, dia pantas dapat visa.” Lalu dia kasih saya kertas putih yang saat itu terlihat lebih indah dari salju di Swiss (halaaah).

Ibu yang ngantri di belakang saya, interviewnya cepet. Pertanyaannya sama persis trus gak sampe 5 menit approved aja gitu. Temen sekantor juga sama, gak nyampe 5 menit langsung approved aja. Lah sayaaaa, kudu keluar keringet dingin dulu baru petugasnya approved.

Di kertas putih itu ada keterangan kapan paspor yang udah ada stiker visanya bisa diambil dan dimana akan diambil. Pfuiiihh, sebuah perjalanan panjang dan pengalaman yang bikin degdegan parah. Pulang dari US Embassy saya langsung merasa butuh asupan karbohidrat, lapar! Haha.

It’s a wrap. Kalo pengalaman kamu, gimana? Share yuk!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *