Membandingkan Pria

Iseng iseng bandingin pria pria di kantor lama dan kantor baru, gini hasilnya :

Departemen Marketing
– Rambut klimis, disisir rapi
– wangi parfum masa kini
– celana cigarette pants
– kemeja slimfit
– mobilnya sedan
– lagu favorit : Judika, Rio Febrian, Kerispatih
– Gak mau keliatan kucel, kudu kinclong

Departemen Creative
– rambut gondong dan pendek, gaya anak band
– wangi parfum suka suka, yang penting gak bau
– celana yang enak dipake, model bebas
– kadang pake kemeja, kadang berkaos ria
– mobilnya yang jadul atau tipe unik yang gak mainstream
– lagu favorit : band indie, lagu dugem atau lagu yg ngetop 90an
– kucel udah gak jaman, rapi itu penting.

Kamu suka yang mana? Saya sih yang kedua.. hehe..

Tentang Nama Baik

Seorang teman berkata, “Gue mau resign, tapi gue ingin membuatnya dramatis. Gue akan setting meeting, trus adu argumen dan BLAR gue pergi.” Saya hanya senyum mendengarnya, lalu saya katakan, “Kenapa harus kayak gitu? Gak bisa ya baik baik aja?”. Lalu dia bercerita panjang lebar soal alasan kenapa dia ingin membuatnya sedramatis mungkin.

Buat saya, nama baik itu adalah soal integritas dan track record di kehidupan dan tempat kerja. Bukan gaya saya meninggalkan tempat kerja sebelumnya dengan meninggalkan cerita buruk yang akan diingat semua orang dalam jangka waktu lama. Saya datang baik baik, saya juga akan meninggalkannya dengan cara yang baik pula. Sebelum resign, saya memotivasi diri saya untuk memberikan yang terbaik untuk perusahaan semampu saya.

Bukan piagam atau piala tujuan saya. Nama baik adalah soal perilaku dan cara kita bersosialisasi dengan keluarga, sahabat, rekan kerja, klien dan bos. Walau awalnya saya juga sulit mengendalikan emosi, tapi kemudian saya belajar dan mengubah diri saya menjadi sedikit lebih baik. Menurut saya, prestasi kerja itu penting sementara integritas dan nama baik itu lebih penting.

Bahagia rasanya saat mendengar orang lain berkata :
“Wi, kalo gak sama lo, gue gak mau ah kerjasama lagi ama mereka kayak event sebelumnya.”
“Cuman lo wi yang bisa kayak gitu..”
“Gila lo ya Wi, keluar kerja banyak yang nawarin gitu, tinggal milih aja..”
“Sepeninggalan lo nih Wi, berantakan di sini..”
dan lain lain..

I believe it’s earned, not given.